Sindrom Antifosfolipid (APS) adalah penyakit autoimun di mana sistem kekebalan tubuh secara keliru menghasilkan antibodi yang menyerang fosfolipid, yaitu lemak yang merupakan bagian dari membran sel. Akibatnya, darah menjadi lebih mudah menggumpal atau kental, meningkatkan risiko pembentukan bekuan darah (trombosis) di pembuluh darah arteri dan vena.
Pengaruh APS terhadap Program Bayi Tabung (IVF)
APS dapat memiliki pengaruh signifikan terhadap keberhasilan program bayi tabung atau In Vitro Fertilization (IVF) karena beberapa alasan:
- Kegagalan Implanasi Berulang: Salah satu komplikasi utama APS adalah kegagalan implanasi berulang, di mana embrio yang berkualitas baik gagal menempel pada dinding rahim setelah transfer embrio. Antibodi antifosfolipid dapat mengganggu proses implanasi embrio, menyebabkan kematian sel trofoblas (sel yang membentuk plasenta) dan menghambat pasokan darah yang cukup untuk perkembangan janin.
- Keguguran Berulang: Wanita dengan APS memiliki risiko tinggi mengalami keguguran berulang, baik pada kehamilan alami maupun kehamilan yang dihasilkan dari IVF. Bekuan darah yang terbentuk di plasenta dapat menghambat aliran darah dan nutrisi ke janin, menyebabkan keguguran dini atau bahkan kelahiran mati (stillbirth).
- Komplikasi Kehamilan Lainnya: Selain keguguran, APS juga dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan serius lainnya seperti:
- Kelahiran prematur: Bayi lahir sebelum waktunya.
- Preeklamsia: Kondisi tekanan darah tinggi selama kehamilan yang dapat membahayakan ibu dan janin.
- Gangguan pertumbuhan janin: Janin tidak berkembang dengan baik di dalam rahim.
- Peningkatan Risiko Trombosis Selama IVF: Proses stimulasi ovarium dalam IVF melibatkan peningkatan kadar estrogen, yang secara teoritis dapat meningkatkan risiko pembentukan bekuan darah pada pasien dengan APS. Meskipun demikian, studi menunjukkan bahwa IVF dapat dilakukan dengan aman pada wanita dengan APS dengan penanganan yang tepat.
Penanganan APS dalam Program Bayi Tabung
Meskipun APS dapat menjadi tantangan, program bayi tabung masih bisa berhasil pada wanita dengan APS dengan penanganan yang tepat. Biasanya, dokter akan merekomendasikan:
- Pemberian Antikoagulan: Obat-obatan seperti heparin berat molekul rendah (LMWH) dan aspirin dosis rendah sering diresepkan untuk membantu mencegah pembentukan bekuan darah selama dan setelah prosedur IVF, serta selama kehamilan.
- Pemantauan Ketat: Pasien dengan APS yang menjalani IVF akan dipantau secara ketat untuk mendeteksi tanda-tanda pembekuan darah atau komplikasi kehamilan lainnya.
- Penyesuaian Protokol Stimulasi Ovarium: Dokter mungkin akan menyesuaikan protokol stimulasi ovarium untuk meminimalkan risiko trombosis.
Penting untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kesuburan dan reumatologi jika Anda memiliki APS dan sedang mempertimbangkan program bayi tabung, agar rencana penanganan yang paling sesuai dapat disusun.